Nuansa ruang ini semakin jenuh. Jenuh
tak ada pelarut. Sudut semakin menusuk. Memandang adalah pilihan yang tepat
tapi menjadi salah kalau kita melihatnya menggunakan sisi lain dari diri kita,
hati. Sudah lama aku duduk disini, bertemankan beberapa buku yang sedari tadi
menunggu untuk dibaca tapi mendadak menjadi pengangguran karena pandanganku
teralihkan, dan juga hati yang sedari tadi lirih sambil mendengar suaranya
dalam sunyi.
Ku kembali pada diriku. Diriku yang
murni. Jam sudah menunjukkan pukul satu kala itu. lalu aku beranjak dari
peristirahatanku. Mulai lagi dengan yang baru. Sambil memandang pandangan hampa
dari sebuah harapan malam ini. Lelah akan tugas kuliah. Tapi lelah lagi ketika
melihatmu tak bereaksi spontan akan keberadaan orang lain