Entri Populer

Rabu, 12 Oktober 2016

Malam

Nuansa ruang ini semakin jenuh. Jenuh tak ada pelarut. Sudut semakin menusuk. Memandang adalah pilihan yang tepat tapi menjadi salah kalau kita melihatnya menggunakan sisi lain dari diri kita, hati. Sudah lama aku duduk disini, bertemankan beberapa buku yang sedari tadi menunggu untuk dibaca tapi mendadak menjadi pengangguran karena pandanganku teralihkan, dan juga hati yang sedari tadi lirih sambil mendengar suaranya dalam sunyi.


Ku kembali pada diriku. Diriku yang murni. Jam sudah menunjukkan pukul satu kala itu. lalu aku beranjak dari peristirahatanku. Mulai lagi dengan yang baru. Sambil memandang pandangan hampa dari sebuah harapan malam ini. Lelah akan tugas kuliah. Tapi lelah lagi ketika melihatmu tak bereaksi spontan akan keberadaan orang lain

Sabtu, 08 Oktober 2016

Dekat

Sudah  bertahun ini kita sering bersama
Sering
Saking seringnya aku lupa keberadaanmu
mengurai cerita kita tiap hari
merajut tali kasih
melupakan beban yang menumpang di punggung kita
tak ada kata asing
tak ada malu
lupa
lupa akan kesendirian
dan dekat
dekat sepeti jiwa ini yang menggenggam pandanganmu


Tertahan

Suatu hari kita saling bertatap
Bermuara sunyi
Ku perhatikan segala tingkahmu
Belenggu
Tak ada kata terucap di masing-masing bibir
Adakah aku di ujung lidahmu?
Ruang kita dipenuhi saling sahut antara gelombang kita
Namun tak menjadi suara
Sepertinya kamu asyik dengan iramamu
Kita tak sefrekuensi
Namun aku bisa membaca isyaratmu
Tapi tak bisa menjabarkannya
Ku ingin mengatakannya
Sebuah ruangwaktu antara kita jauh
Menginginkan sesuatu yang tersimpan
Diujung aku tak bisa meluapkannya
Ruang kita
Sempit
Waktu semakin berlalu dan...
Kata yang terucap hanyalah...

lalu