“Samar…
Tapi ia masi nampak
Hitam putih
Lalu terpisahkan sekat
Nampak…
Tapi semakin samar
Hitam putih
Dan tertahan sekat”
Ada yang unik dari hari itu. 3 hari yang aneh dengan 2 paket
kejadian. Aku sebut itu kejadian ruang dan lapang. Karena kejadian itu menyita
ruang dan harus melapangkan dada untuk menarik nafas, senang atau malah negasi
darinya. Aku aku kumpulkan lagi memori-memori tentang kehidupan ruang dan
lapang itu. Jelas teringat bahwa kejadian-kejadian itu membawa maksud, titipan Tuhan.
3 hari berturut-turut disambut, berkali-kali aku meremas lengan 3 orang berbeda
dihari itu. 3 hari berturut-turut aku menggigit bibirku sendiri lalu
menundukkan kepala. Dan satu hari paling konyol, menyanyikan lagu tentang
kembali dan manusia itu datang. Luar biasa! Apa yang hendak Tuhan sampaikan?
“Samar..
Semakin tampak
Aku memeluk bayangan dan berusaha menemukan sosok dibalik sekat
Lalu..
Nampak lagi
Perasaan yang tersamarkan oleh waktu
Hingga tiba saatnya aku sadar ia hanya bayangan
Bayangan senja yang bisa dinikmati
Bukan untuk dimiliki”
Sungguh sangat sadar dengan logika yang mendalam. Berapa kali
aku berusaha menatap matanya. Tak bisa! Dia bayang. Tak bisa membaca arti bola
matanya. Tak bisa menerk arti senyumnya. Tunggu, aku lupa dia bayangan! Bahkan aku
tak bisa melihat senyumnya.
“Lalu aku memutuskan untuk putus
Putus dari kenyataan
Putus dari dunia
Lalu menyelam masuk dalam bayang
Hitam putih
semoga aku tak lupa masih punya masa depan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar