Entri Populer

Kamis, 22 Mei 2014

Hadar, Sebuah Cinta tanpa Wujud



Sebuah nama sederhana pemberian seorang tak dikenal terlukis sebuah titik di langit selatan. Ya.. dia Hadar. Sebuah fiksi yang aku buat untuk menutupi sebuah kerinduan yang mendalam untuk seseorang. Dia hanya bisa dirasakan, dihayati keberadaannya melalui jiwa yang tulus. Dia memang fiksi, namun begitu nyata ketika dilihat melalui celah hati.

Sejatinya hadar adalah sebuah bintang di rasi Centaurus (β centauri). ia merupakan bintang raksasa berwarna biru yang memiliki kecerlangan 0,61 dan bintang terterang kesepuluh di langit. Jarak 525 tahun cahaya dari Bumi.

Aku memang sangat menyukai bintang. Apalagi hari ini aku pulang ke rumah di Bali dan banyak melihat bintang. Dan salah satu bintang yang aku lihat mala mini adalah Hadar. Alangkah bahagianya aku dapat melihatnya. Di Bandung, aku sangat susah melihat bintang, terlebih melihat Hadar. Perasaanku saat melihat Hadar di suatu malam di Kembang adalah bahagia. Tak ada kata lain selain bahagia. Bahagianya adalah menikmati rasa kerinduan yang tak tersampaikan kepada “Pemilik Hadar” sendiri, namun bisa aku curahkan pada malam itu. Mungkin saja aku bisa menghubungi Hadar dalam tanda kutip tersebut. Tapi buat apa? Aku terlalu takut untuk memasrahkan semua. Aku takut bila aku melakukannya semakin banyak berita duka yang bawa ke kamar sebelahku. Takut kalau nantinya aku tak bisa menjalani hidupku sebagai manusia normal.
 
Untuk terakhir kalinya, aku katakan Hadar itu adalah fiksi yang nyata. Ia tak berwujud, dia pesan, dia puisi, dia rasa, dia sayang tapi belum ingin menyebutnya sebagai cinta walau kadang perasaan ini menuju ke arahnya. Dia nyata karena dia sebuah bintang. Dia ada tapi bersembunyi di balik sebuah nama, Hadar.


tertulis untuk Hadar. Salam dari langit Tabanan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar